1. Prinsip Kerja Studio (1) Video Flow
2. Prinsip Kerja Studio (2) Audio Flow
3. Prinsip Kerja Studio (3)
Intercom
4.
Software
Traffic
5. On-Air Automation
6. Editing Linier
7. Non-Linier Editing
1.Prisip Kerja Stasiun TV
Cara kerja stasiun TV pertama-tama
dimulai dari Departemen Programming. Departemeninilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan
ditayangkan, pada jamberapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu
apakah harus dibuat sendiri secarainhouse, outsource, dibeli dari PH
lokal atau harus diimport dari luar negeri. Jika dibeli dariluar negeri, program itu berupa cassete atau
berupa siaran langsung (live). Progam impordalam bentuk pita cassete contohnya
adalah film seri The A-Team, Smallville atau McGyver, sedangkan program
impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinjuprofessional atau balap
mobil F1.
Bila program-program itu
telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan, makabagian Sales & Marketing yang akan memasarkan
/ menjualnya kepada calon pemasangiklan. Slot-slot waktu yang tersedia
untuk iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang
ditawarkan bisa berupa
video, graphic, animasi, running text, iklan built inatau blocking time.
Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang
iklan dan operator stasiun TV).
Jika program
harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian
akanmenyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target
waktu yangtelah ditentukan. Produksinya bisa
dikerjakan di dalam studio atau di luar studio, tergantungdari jenis program apa yang sedang dibuat.
Setelah jadi (dalam bentuk pita cassete atau filehardisk)
langkah berikutnya adalah proses
Pasca Produksi (Editing, Graphic dan QualityControl). Bila telah lolos dari Quality Control berarti
program ini telah siap tayang, danprogram itu kemudian dikirim ke Playout untuk
dimasukkan ke dalam daftar tunggu (PlayList).
Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini akan
tayangsendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.
On-Air Automation bekerja berdasarkan data
entry yang dimasukkan oleh bagian Traffic. Data yang di entry
itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan programitu
harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi
kapan runningtext, graphic atau animasi
iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas inidisebut dengan
Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengantujuan
agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal
iniberakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan. Traffic atau
pengaturan lalulintas program dan iklan ini
cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming,Sales, Finance
dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantumempermudah
teknis-operasionalnya. Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout
akan secaraotomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai
jadwal yang telahtersusun dalam Play List.
Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih olehMaster
Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar
untuk dipancarkan. Dalam
banyak kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio,
sehingga dibutuhkan sebuah alatyang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari
Studio ke Pemancar. Alat ini kemudian disebutdengan STL (Studio to
Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagramdi bawah ini.
Dalam menyusun urutan program
sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live),baik yang berasal dari dalam atau dari luar
studio. Sementara itu siaran langsung biasanyawaktunya sering tidak
pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik.Oleh karena
itu di dalam software On-Air Automation
umumnya telah tersedia fasilitasyang
mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsungini. Siaran langsung dari luar studio
umumnya menggunakan jalur Fiber Optic,
Satelit Atau
Microwave Link sebagai
sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui
Routing Switcher dan
kemudian harusdisinkronkan terlebih dahulu
dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.Perangkat yang
berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut FrameSynchronizer. Selanjutnya, untuk
mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakanperalatan video monitoring berupa Waveform dan
Vectorscope. Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran
berita, wawancara atau dialog. Didalam siaran berita sering kali disisipi
dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal darilokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan
pembaca berita(terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru
kemudian diteruskan ke MasterSwitcher untuk disisipi logo, running text atau
iklan animasi (bila ada) dan selanjutnya outputdari Master Switcher dikirim ke
Pemancar. Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-program
hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang
agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV
itu sendiri. Di beberapastasiun TV, studio
untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio untuk siaran berita, sehingga ada lebih dari satu
studio untuk memproduksi program yang berbeda-beda. Tapi di beberapa stasiun TV
banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah
untuk efisiensi. Maksudnya,efisien dalam
hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya. Studio sering pula
digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannyakemudian di proses
di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnyagambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara
yang lemah diperkuat atau yang terlalukuat dikurangi, kemudian diberi
tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, ataudiberi sisipan suara
(dubbing / voice over) bilamana perlu. Setelah proses itu semua selesaikemudian
materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya.
Bilatelah lolos QC barulah dikirim ke Play
Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (PlayList). Pada waktu yang
telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secaraotomatis atas
perintah software On-Air Automation.
2.Studio: Video Work Flow
Di dalam studio terdapat tiga
komponen utama, yaitu: Kamera, Monitor dan Video Switcher. Kamera
berfungsi untuk mengambil gambar, lalu hasilnya bisa dilihat di layar monitor, sedangkan
Switcher berfungsi
untuk men-switch (mengganti-ganti) gambar yang berasal dariKamera 1, Kamera 2,
Kamera 3 dan seterusnya. Outputnya lalu dikirim ke Pemancar ataubisa juga direkam ke sebuah alat perekam video
atau video server. Ini adalah prinsip yangpaling dasar dari sebuah mekanisme
kerja di dalam studio dengan jumlah Kamera lebih darisatu. Pertanyaan: mengapa
diperlukan kamera lebih dari satu? Karena dengan banyak kameraobyek gambar bisa
diambil dari beberapa sudut pada saat yang bersamaan, sehinggapengambilan
gambar menjadi lebih effektif. Itulah sebabnya Swicther
dibutuhkan dalamsistem
multi Kamera agar pengambilan gambar dari satu sudut ke sudut yang lain dapatdiganti-ganti
dengan cepat. Setiap Kamera diberi satu
Monitor. Tujuannya adalah agar Operator Switcher dapat denganmudah mengidentifikasi Kamera mana yang sudah
siap dan kamera mana yang belum.Kamera yang belum siap biasanya masih melakukan
adjusment (pan, tilt, zoom dan focus)pada obyek gambar yang sedang diambilnya.
Seorang Program Director (PD) dapat memintapada kameraman, melalui
Intercom, untuk
mengarahkan kameranya ke satu obyek tertentu.Selanjutnya melalui
Monitor-Monitor yang ada di Ruang Kontrol, PD dapat melihat apakahgambar yang diambil oleh kameraman itu sudah
sesuai yang dia inginkan atau belum. Jikabelum maka dia bisa meminta lagi agar
Kameraman melakukan adjusment lagi hinggagambar yang dia maksudkan terpenuhi.
Itulah sebabnya Intercom menjadi saranakomunikasi yang sangat vital di dalam Studio. Switcher umumnya dilengkapi dengan Monitor PREVIEW yang berfungsi sebagai
monitorsesaat sebelum gambar ditayangkan, sedangkan gambar yang sedang tayang
dapat dilihatmelalui Monitor PROGRAM. Video
output berupa PROGRAM yang dihasilkan olehSwitcher, selanjutnya di-stribusi-kan
oleh VDA (Video Distribution Amplifier) ke beberapatujuan. Diantaranya adalah
ke Pemancar untuk dipancarakan, ke Video Server untuk direkamdan ke Floor
Monitor (perhatikan gambar (1) di bawah ini). Floor Monitor diletakkan didalam
studio, dan berfungsi mirip cermin buat aktor, anchor atau MC yang sedang
beraksisehingga dia dapat melihat sendiri
bagaimana penampilannya dalam layar.
Berdasarkan pengalaman, 3 buah
Kamera adalah jumlah yang paling optimal untuk studiopemberitaan (News Studio). Sebab pada umumnya obyek gambar di dalam
News Studio bisalebih dari satu. Misalnya 2 orang Anchor membaca berita secara
bergantian, atau satu Anchordengan satu atau dua Nara Sumber, dimana
obyek-obyek gambar seperti ini relatif diam(tidak berpindah tempat) dan
umumnya juga bersifat formal (tidak banyak bergerak),sehingga 3 Kamera dinilai pas untuk mengcover obyek gambar seperti ini. Berbeda sekali dengan program hiburan
seperti Pentas Musik, Kontes atau Fashion Showmisalnya.
Program yang seperti ini obyek gambarnya banyak, bergerak, berpindah-pindahtempat
dan bersifat non formal (pengambilan gambar bisa dari bawah, dari atas atau
miring).Dengan demikian jumlah Kamera yang
dibutuhkan untuk program hiburan seperti inimenjadi lebih banyak, sehingga
dibutuhkan Switcher dengan jumlah port input yang
lebihbanyak juga. Dalam
sebuah program, gambar yang bersumber dari Kamera saja dirasa tidak cukup,
karenainformasi yang ditayangkan tidak akan lengkap tanpa tambahan data
pendukung yangmemadai. Data pendukung ini
bisa berupa tulisan atau gambar-gambar grafis. Itulahsebabnya dibutuhkan
komputer graphic dan CG (Character Generator = komputerpembangkit huruf) untuk
memperkaya sebuah program agar menjadi lebih informatif danmenarik.
Selain itu
dibutuhkan pula potongan-potongan program (video clip) untuk di-insert ke dalamprogram utama, dimana video-video clip ini telah
sengaja dibuat sedemikian rupa memanguntuk melengkapi program utama.
Untuk itu dibutuhkan mesin pemutar video clip (playoutsystem) misalnya adalah Video Server. Umumnya Video Server ini
berjumlah 2 buah agarbisa digunakan secara bergantian (A-B Roll), atau
Video Server yang satu menjadi back updari
Video Server yang lain. Video Server umumnya juga dilengkapi dengan port input
dansoftware perekamanan sehingga bisa difungsikan sebagai alat perekam.
Dulu alat perekamvideo yang paling populer
adalah VTR (Video Tape Recorder), dimana sinyal video disimpandi dalam pita magnetik. Tapi sekarang alat penyimpan
video yang lebih populer adalahhardisk,
solid state disk (SSD) atau memory card, sehingga komputer atau server menjadi
alatperekam atau pemutar video yang dominan saat ini. Dari uraian di atas maka menjadi
jelas bahwa selain untuk keperluan siaran langsung,peralatan studio ini bisa juga digunakan untuk merekam
program (taping). Sinyal yangdirekam tidak selalu berasal dari dalam studio,
tetapi bisa juga berasal dari luar studio.Misalnya
hendak merekam siaran langsung sepak bola Liga Italia, dimana setelah direkamhasilnya
akan ditayangkan keesokan harinya. Siaran langsung Liga Italia ini bisa
diperolehdari satelit dengan menggunakan
antena parabola dan alat penerima yang disebut denganTVRO (Television
Receive Only). Maka menjadi penting untuk menyediakan port input pada Switcher sebagai pintu masuk buat sinyal yang berasal dari luar. Dan selain
untuk merekamsinyal dari luar, port input ini juga bisa digunakan untuk
keperluan siaran langsung. Ada satu hal lagi yang perlu dibahas lebih lanjut, yaitu mengenai
sinkronisasi. Ketika Video Switcher memindahkan sinyal input dari
kamera 1 ke Kamera 2 misalnya, apa yang terjaditepat pada saat switch ini
berpindah? Bayangkan, ketika Kamera 1 sedang melakukanscanning, tepat pada saat
posisi scanning persis ditengah layar, lalu switch pindah ke Kamera2. Padahal
Kamera 2 sedang mengambil obyek gambar yang lain. Jadi gambar yang setengahlayar
sisa dari Kamera 1 tadi terus kemana? Nah pada kondisi seperti inilah yang
akanmenyebabkan perpindahan gambar dari Kamera 1 ke Kamera 2 menjadi
"jumping". Makamasalah jumping ini kemudian diatasi dengan cara:
switch akan berpindah hanya pada saatscanning
berada pada posisi blanking vertikal.Pertanyaan
kedua adalah: pada saat kamera 1 berada pada posisi blanking vertikal,
apakahpada saat itu juga kamera 2 berada pada posisi blanking vertikal juga?
Jawabanya adalahtidak, karena memang kita tidak tahu. Oleh karena itu switch
akan berpindah ketika kamera 1berada pada posisi blanking vertikal dan menunggu
hingga kamera 2 berada pada posisiblanking vertikal juga. Dan karena posisi
blanking vertikal kedua kamera ini tidak sama(tidak sinkron), maka perpindahan
dari kamera 1 ke kamera 2 terpaksa harus ditunda.Lamanya waktu tunda ini
adalah setengah frame (20 mili detik) maksimum. Selama waktutunda yang sangat singkat ini, gambar dari kamera
1 akan dibekukan sesaat (freze) sebelumdigantikan oleh gambar dari kamera
2. Kejadian ini berlangsung sedemikian singkat (maks20 mili detik) sehingga
efeknya tidak begitu kentara. Oleh karena itu Switcher dengankelemahan seperti ini masih banyak digunakan
mengingat harganya relatif murah dan efek yang ditimbulkannya tidak
begitu kentara. Agar
perpindahan gambar dari Kamera 1 ke Kamera 2 berjalan dengan mulus, maka
masing-masing perangkat harus sinkron. Maksudnya, pulsa sinkronisasi di kedua kamera itu harussama.
Untuk itu dibutuhkan sebuah pembangkit sinyal sinkronisasi (Synch Generator)dimana
sinyal atau pulsa sinkronisasi ini selanjutnya dapat di-distribusi-kan melalui
Video Distibution Amplifier (VDA) ke semua Kamera dan perangkat-perangkat
lainnya, seperti:CG, Graphic, Server dan Switcher (perhatikan blok pada gambar
(2) yang berwarna hijau).Dengan demikian
ketika gambar dipindah oleh Swicher dari satu input ke input yang
lainperpindahannya akan berjalan dengan mulus. Sebab semua perangkat sudah
menggunakansinyal referensi yang sama, sehingga bisa dipastikan bahwa posisi
pulsa blanking vertikalmaupun horizontalnya akan selalu sama. Lalu bagaimana dengan sinyal yang
berasal dari luar? Bukankah sinyal dari luar itu pastitidak sinkron? Nah agar
sinkron sinyal dari luar itu harus dilewatkan terlebih dahulu ke Frame Synchronizer (lihat blok pada gambar (2) yang berwarna biru). Oleh
Frame Syncsinyal dari luar itu akan
di-capture kemudian secara digital dimodifikasi sedemikian rupasehingga posisi blanking vertikal dan
horizontalnya sama / sinkron dengan sinyal di dalamstudio. Dengan cara ini maka
sinyal dari luar studio akan selalu sinkron dengan sinyal didalam studio
(eksisting). Setelah
semua sinyal sudah sinkron lalu bagaimana cara menyamakan kualitas gambar
daritiga unit Kamera? Bayangkan seandainya ada 3 Kamera yang mengambil obyek
gambar yangsama. Misalnya gambar wajah
penyiar. Kamera-1 mengambil gambar wajah penyiar darisebelah kiri, Kamera-2 dari sebelah kanan dan Kamera-3 dari depan.
Ternyata hasilnya bisaberbeda-beda. Misalnya, wajah penyiar dari sudut
kiri terlihat sedikit lebih terang, dari sudutkanan
sedikit lebih kontras sedangkan dari depan sedikit lebih merah, dan masih
banyak detail-detail lain yang bisa mengungkapkan perbedaan-perbedaan itu.
Jadi walaupun ketigakamera itu dari merk dan tipe yang sama, tapi gambar yang
dihasilkan bisa berbeda-beda.Perbedaan ini mungkin tidak begitu kentara,
tapi ketika dilihat melalui alat ukur barulahterlihat bedanya. Hal ini
disebabkan karena masing-masing kamera di set secara individualmenggunakan monitor yang terpisah. Dan ketika
outputnya disatukan dalam satu layarbarulah akan terlihat bedanya. Itulah
sebabnya sangat disarankan untuk tidak mengambilobyek gambar yang sama dari 2
kamera yang berbeda, karena bila ada perbedaan diantarakeduanya akan mudah
sekali terlihat. Juga sangat disarankan untuk menggunakan kameradengan merk dan
tipe yang sama, karena bila merk/tipe kamera itu berbeda pastilah gambaryang
dihasilkan akan berbeda. Kecuali jika obyek gambar yang diambil berbeda, karena
duaobyek gambar yang berbeda pastilah tidak bisa dibandingkan. Jadi perbedaan
itu akan sangatsulit diidentifikasi bila obyek gambar yang diambil
berbeda.Untuk mengatasi masalah perbedaan
itu kemudian digunakan sebuah alat yang disebutdengan CCU (Camera
Control Unit). Melalui CCU inilah setiap kamera bisa diatursedemikian rupa sehingga menghasilkan terang,
kontras dan corak/warna yang benar-benarmirip satu sama lain. Untuk
membantu setting multi kamera ini umumnya digunakan alatukur Waveform dan Vectorscope.
Waveform untuk membantu mengukur kontras dangelap-terangnya gambar (Luminance),
sedangkan Vectorscope diperlukan untuk mengetahuiamplitudo dan sudut phasa dari
sinyal warna (Chrominance). Jumlahnya cukup satu sajakarena melalui Video Routing Switcher input dari Waveform & Vectorscope ini
dapatdiganti-ganti dengan mudah. Jadi Waveform & Vectorscope selain untuk
menge-set Kamera juga sekaligus bisa
digunakan untuk mengukur dan memonitor perangkat-perangkat lainseperti: CG,
Graphic, Server, Frame Sync dan juga Output Program [perhatikan gambar (2)] Dalam gambar (2) terdapat satu layar monitor besar. Ini
dimaksudkan untuk mengurangikebutuhan
ruang, mengingat jumlah monitor yang dibutuhkan cukup banyak
sehinggamembutuhkan ruang yang cukup besar. Dengan menyatukan monitor-monitor
ini ke dalam
3.Studio: Audio Work Flow
Di dalam Studio pengambilan sinyal
audio sama sekali terpisah dari
sinyal video
. Sinyalvideo diambil menggunakan Kamera sedangkan sinyal audio diambil
menggunakanmicrophone. Microphone adalah transducer yang mengubah tekanan udara
yang menimpamembran di dalamnya menjadi sinyal audio. Sinyal audio yang
dihasilkan selanjutnyadiperkuat, diatur dan dikendalikan melalui Audio
Mixer. Output utama dari Mixerselanjutnya di-distribusi-kan
ke beberapa tujuan melalui ADA (Audio DistributionAmplifier). Salah satu
outputnya dikirim bersama-sama dengan sinyal video ke Pemancaruntuk dipancarkan, sedangkan output lainnya
dihubungkan ke Video Server A dan B untuk direkam bersama-sama dengan
sinyal video pada saat taping, atau direkam ke InstantReplay untuk diputar ulang sesaat sesudah direkam.Ada dua jenis
hubungan dari Microphone ke Audio Mixer, yaitu wired dan wireless. Wired(pakai kabel) umumnya digunakan untuk menghubungkan
Microphone yang posisinya relatif diam atau jarang berpindah-pindah,
sedangkan wireless (tanpa kabel) sangat cocok untuk Microphone yang posisinya sering
berpindah-pindah. Ada dua tipe Wireless Microphone,yaitu tipe yang
dipegang (handheld) dan tipe Clip-On (dijepit di dekat kerah baju). WirelessClip-On harus dihubungkan ke Pemancar yang
ditempatkan di dalam Belt-Pack, barukemudian pancaran sinyalnya itu
ditangkap oleh Receiver (Rx) untuk kemudian dihubungkanke input Audio Mixer. Untuk keperluan monitoring ada beberapa
Audio Monitor yang harus dipasang.
Satu untuk operator audio itu sendiri,
satu untuk operator video dan satu lagi untuk audience (FloorMonitor). Satu
output lagi dihubungkan ke IFB (Intercom Fold Back) yang tersambungdengan Ear
Set yang dipasang di telinga Anchor / MC / pembawa acara. Dengan demikiansetiap orang yang berkepentingan di dalam studio
dapat mendengarkan apa yang sedangberlangsung sehingga dapat bertindak
sesuai perannya masing-masing.Dalam
beberapa kasus bila ada program yang memerlukan musik sebagai background, maka
CD Player perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Selain
itu perlu juga TelephoneHybrid untuk menyiarkan suara yang berasal
dari nara sumber yang berada di luar studio.Telephone Hybrid berfungsi untuk
mengambil sinyal voice yang mengalir pada salurantelephone menjadi sinyal audio
agar lebih mudah diintegrasikan ke dalam Audio
Mixer, dansebaliknya
mengubah sinyal audio dari Mixer menjadi sinyal voice agar sesuai dengansaluran
telephone. Jumlah saluran telephone yang masuk ke dalam Telephone Hybrid bisadipilih
sesuai kebutuhan, sehingga dua (atau lebih) suara nara sumber dapat ditayangkanbersama- sama dengan suara Anchor, MC atau
Pembawa Acara yang ada di dalam studio.Selanjutnya, bila di dalam Studio
terdapat fasilitas Virtual Set, maka
diperlukan AudioDelay yang berfungsi untuk men-delay
sinyal audio agar sinkron dengan sinyal video yangter-delay akibat dari proses
pengolahan sinyal video dan graphic 3 demensi di dalam mesin Virtual Set.
4.INTERCOM
Di dalam
studio banyak sekali pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi sebuah
program,yaitu: 01. Producer02.
Program Director03. Floor Director04.
Anchor / Pembawa Acara05. Cameramen06. Switcherman07. Audio Engineer08. Lightingmen09. CG /
Graphic Operator10. VTR / Record & Play Back Operator11. Operator Telepromter12.
Technical Support13. Master ControlKe semua personel ini selalu terlibat dalam
sebuah kegiatan produksi program di dalamstudio.
Khusus untuk program siaran langsung, suasana kegiatan produksi umumnya
sangatgaduh, ritme kerjanya sangat cepat, penuh dengan tekanan dan keputusan
harus diambil saatitu juga tapi kesalahan harus seminim mungkin. Bisa
dibayangkan bagaimana jadinya jikatidak ada saluran komunikasi khusus untuk
antar satu dengan yang lain. Semua personel yangberkepentingan akan
saling berteriak untuk menyampaikan maksudnya, sementara personelyang lain, dengan kepentingan yang lain, juga
akan melakukan hal yang sama. Maka suasanaakan menjadi sangat berisik dan
gaduh. Nah di sinilah Intercom dibutuhkan, dimana fungsiutama Intercom
adalah untuk menjadi saluran komunikasi yang tertib dan terarah. Tertibdalam arti komunikasi dapat berlangsung secara
bergantian, dan terarah dalam arti adabeberapa saluran yang bisa dipilih
untuk komuniikasi secara berkelompok dengankepentingan
yang berbeda-beda. Sebagai contoh misalnya: 1. Producer hanya berbicara kepada Anchor / Talent
melalui saluran Program Interupt2. Program Director berbicara dengan Cameramen
melalui channel-13. Producer berbicara dengan Floor Director melalui channel-24.
Program Director berbicara dengan Audioman, Graphic, MCR dan Technical Supportmelalui
channel-35. Sementara channel-4 digunakan untuk pemakaian bersama (Party Line).
5.ON AIR AUTOMATION
Dulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih
hari ini, mesin perekam dan pemutarvideo
masih didominasi oleh mesin-mesin pemutar pita magnetik atau yang sering
disebutdengan VTR (Video Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat
pemutar videountuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun
dari keberadaan VTRini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja dari sistem
otomatisasi siaran yang secaragaris besar
cara kerjanya adalah sbb.:
1. Departemen Program menyusun jadwal
siaran. Kemudian Departement Penjualanmenyelipkan
beberapa iklan di antara program-program yang telah disusun itu. Data-datayang
berisi tentang jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk
laludiserahkan ke Departemen On Air.
2. Selanjutnya
Departemen On Air memasukkan traffic file itu
ke dalam komputer MediaPreparation dan
sekalian memasukkan cassete-cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data
yang tercantum di traffic file itu.
3. Tepat pada waktunya,
komputer On Air Controller akan
mengeluarkan perintah kepadaVTR nomor satu misalnya, untuk memutar cassete yang
sebelumnya sudah dimasukkan kedalamnya. Perintah ini tepat pada jam, menit dan
detik yang telah ditentukan. Dalam selangwaktu tertentu, tepat pada jam
menit dan detik yang juga telah ditentukan, VTR tersebutsecara otomatis akan berhenti memutar cassete.
4. Di sini terlihat jelas bahwa
waktu merupakan parameter yang sangat vital dalam sistemotomatisasi siaran.
Demikian pula dengan VTR, dimana Time Code merupakan parameteryang sangat menentukan, karena hanya berdasarkan
Time Code inilah content di dalam pitamagnetik itu dapat diidentifikasi.
Parameter Time Code ini juga sangat presisi. Ketelitiannyaadalah satu frame atau 1/25 detik, yaitu sesuai
standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25frame (gambar) dalam satu
detik. Jadi sistem otomatis siaran disusun berdasarkan jam tayangdan Time Code ini.
5. Setelah VTR-1 berhenti, pada
saat itu pula VTR-2 diperintah oleh On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Pada saat yang sama Master
Switcher mendapat perintah agarinputnya dipindah dari Video-1 ke Video-2.
Selang beberapa menit kemuidan, setelahbeberapa iklan selesai ditayangkan,
VTR-2 akan mendapat perintah berhenti, dan VTR-1mendapat perintah putar
lagi untuk melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan.Demikian seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4
mendapat gilirannya masing-masing.
6.
Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus dikeluarkan
dan digantidengan cassete lain sesuai data-data yang tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaranini kelihatanya sudah berjalan secara otomatis,
tetapi cara mengeluarkan dan memasukkancassete masih dilakukan secara manual.
Oleh karena itu sistem otomatisasi sebagaimanadiperlihatkan dalam gambar
1 belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukansatu mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan
memasukkan cassete itu secara otomatisdari dan ke dalam VTR.
7. Bila
seluruh materi program dan iklan semuanya sudah ditayangkan, lalu jam siaran
telahberakhir, maka komputerON-Air Controller akan mengeluarkan dukumen berupa
file yang sering disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti
siar yangmenyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan pada jam, menit
dan detik yangtelah ditentukan. File ini kemudian bisa diprint (oleh
Departemen Sales) sebagai lampiraninvoice
yang ditujukan kepada para pemasang iklan.
8. Bila
hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio maupun dari luar
studio,maka Master Switcher dapat diubah dari mode otomatis ke mode manual,
sehingga inputnyabisa dipindahkan secara manual ke Audio-Video-5 yang berasal
dari dalam Studio atau LiveFeed.
6.Software Traffic
Disebut Traffic karena software ini
memang berfungsi untuk mengatur lalu lintas materisiaran. Maksudnya, kapan
materi-materi siaran yang berisi: program, iklan dan promo ituharus
ditayangkan. Termasuk juga secondary event. Yang dimaksud Promo adalah
materisiaran yang berisi promosi tentang program-program stasiun TV itu
sendiri, sedangkansecondary event adalah iklan (atau promo) dalam bentuk:
running text, graphic atau animasiyang
muncul pada saat program sedang ditayangkan. Dengan adanya fasilitas
secondaryevent ini maka iklan atau promo tidak hanya bisa ditayangkan dalam
bentuk video, tetapi juga bisa ditayangkan dalam bentuk running
text, graphic atau aminasi. Fasilitas seccondaryevent ada di dalam On-Air Automation. Pada dasarnya jasa
yang diperdagangkan oleh stasiun TV adalah slot waktu dalam sebuahtayangan program. Istilah populer slot waktu untuk iklan
ini adalah spot. Satu spot samadengan 30
detik. Dalam satu jam siaran rata-rata terdapat 24 spot. Jadi 24 spot dalam
satu jamsiaran inilah jasa yang dijajakan oleh pengelola stasiun TV kepada para
calon pemasangiklan. Dan yang bertugas menjajakan spot ini adalah Departement
Sales dan Marketing,sedangkan Departement Programing yang menyusun program
berdasarkan hasil surveytentang karakter, profil dan demografi para
pemirsanya. Rencana
program yang akan disiarkan (baik rencana harian, mingguan bahkan bulanan)disusun oleh Team Programming dalam bentuk tabel berdasarkan
urutan waktu tayang.Proses ini kemudian
disebut dengan shceduling. Lalu pada masing-masing program itu diberilabel.
Misalnya jenis program (genre), target market (kelas A, B atau C), harga spot
(ratecard) dan program reguler atau non-reguler. Jika program reguler berarti
keterangan tentangrating juga sudah bisa
dimasukkan ke dalamnya. Selanjutnya Team Sales menjajakan slot-slot iklan itu
kepada para calon pemasang iklan.Salah satu
caranya adalah dengan mengajukan proposal. Setelah disetujui, kemudian
formulirpemesanan (sales order) diisi, dilanjutkan dengan pembuatan kontrak
pembelian (salescontract). Nanti bila iklan yang dipesan sudah ditayangkan,
tagihan (billing) bisa dicetak dandikirim ke pemasang iklan. Slot yang masih
kosong (tidak terjual) biasanya diisi denganPromo atau Filler (pengisi slot
kosong), dan bila semua slot sudah terisi lengkap makaSchedule itu kemudian
dikirim ke On-Air Automation dalam bentuk Traffic File (perhatikan gambar 1).
7.Editing Linier
Di jaman dulu
yang namanya alat penyimpan data (memory digital) adalah sebuah
perangkatelektronik yang sangat langka dan mahal. Itulah sebabnya satu-satunya
media penyimpandata elektronik yang tersedia adalah pita magnetik. Sebab pita
magnetik mudah diproduksisecara masal sehingga harganya menjadi murah. Sinyal
audio dapat disimpan ke dalam pitamagnetik dengan bantuan sebuah mesin yang
disebut dengan
Tape Recorder
, dimana hasilrekamannya ini nantinya dapat diputar ulang untuk
didengar kembali. Demikian pula denganvideo. Sinyal video yang berasal dari
kamera dapat disimpan ke dalam pita magnetik denganbantuan sebuah mesin perekam
yang disebut dengan
Video Tape Recorder (VTR) dimana hasil rekamannya ini nantinya juga bisa
diputar ulang untuk dilihat kembali apa yang taditelah direkam.
referensi : http://www.scribd.com/doc/98512936/Mekanisme-Kerja-Stasiun-Tv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar