Minggu, 31 Maret 2013

Pemanfaatan Televisi Sebagai Media Komunikasi


Televisi telah lama diakui sebagai media massa siaran yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya sehingga banyak pemerintah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia menaruh harapan besar terhadap peranan media ini dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa keunggulan televisi antara lain:
(1) dapat mencapai khalayak dalam jumlah besar,
(2) mampu mengatasi buta huruf,
(3) dapat digunakan untuk mengajarkan banyak subjek (Jenkins dalam Jahi, 1988).

Televisi juga memiliki beberapa kelemahan. Informasi dan pesan yang disampaikan hanya sekilas dan sekali lalu. Oleh karena itu, khalayak (audiens) dituntut menaruh perhatian penuh pada setiap tayangan acara agar dapat menyerap dan memahami informasi dan pesan yang disampaikan. Meskipun demikian, kelemahan ini sesungguhnya dapat diatasi misalnya dengan membentuk kelompok-kelompok pemirsa sekaligus menjadi wahana untuk mendiskusikan isu-isu yang disiarkan melalui televisi. 

Menurut Jahi (1988) telah banyak bukti empirik dari berbagai negara berkembang bahwa televisi memberikan manfaat yang besar, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Bukti-bukti tersebut memberikan legitimasi yang kuat yang secara implisit memberikan suatu petunjuk bahwa televisi merupakan salah satu media massa yang potensial dalam program komunikasi, informasi, dan edukasi. Walaupun disadari bukannya tanpa masalah. Beberapa masalah yang sering dihadapi dalam pemanfaatan televisi dalam program KIE maupun kampanye pembangunan lainnya adalah:
(1) adanya ketidakpercayaan sebagian masyarakat bahwa televisi bisa digunakan sebagai media pendidikan dan penyadaran masyarakat,
(2) tidak meratanya distribusi pesawat penerima siaran tekevisi,
(3) mahalnya biaya produksi dan penyiaran, dan
(4) kurangnya program yang secara spesifik dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat di pedesaan (Jahi, 1988).

Masalah ini tampaknya berakar dari berbagai macam kesulitan untuk membuat program yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan yang terkait dengan proses pendidikan dan penyuluhan. Kesulitan tersebut antara lain: langkanya penulis naskah, produser, dan staf produksi yang terlatih dan cakap, besarnya biaya produksi, terbatasnya peralatan, dan juga waktu yang tersedia. Di sisi lain, masih banyak perdebatan tentang sejauh mana efektifitas siaran televisi dalam menggugah kesadaran masyarakat tentang isu tertentu, menambah pengetahuan dan wawasan, serta mengubah sikap. Apalagi dewasa ini di Indonesia, siaran televisi tidak lagi semata-mata dilihat sebagai media massa, tetapi juga sebagai media bisnis. Persaingan pun semakin tajam dengan banyaknya stasiun televisi swasta dalam dua dekade terakhir.
Dalam situasi seperti ini, maka program-program pendidikan dan layanan masyarakat harus bersaing dengan program-program hiburan dan informasi lainnya karena popularitas sebuah acara televisi dengan sendirinya akan mampu menjaring iklan yang semakin banyak. Dari pertimbangan dan logika bisnis, hal tersebut sangat wajar karena nyawa televisi swasta ada pada pemasukan dari iklan. Sehingga bisa diibaratkan bahwa bisnis televisi swasta ibarat "menebar hiburan, menjaring iklan" (Hadiyanto, 2000). 

(Ir. Amirudin Aidin Beng, M.M. Sumber: Laporan Akhir Pengkajian Komunikasi, Informasi, Edukasi. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. 2002 dan berbagai sumber)

referensi : http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemanfaatan-televisi-sebagai-media-komunikasi

Teknologi Televisi

1.  TELEVISI DIFITAL

Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

Karakteristik sistem penyiaran TV digital terestrial

Sistem penyiaran televisi digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat, dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap area penyiaran.

Kualitas penyiaran TV digital

TV Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik dari yang dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan pengiriman gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada dalam kondisi bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas siaran berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal siaran dengan laju sangat tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi berkualitas tinggi.



2.Televisi analog

Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. 


Sistem televisi analog umum

- NTSC adalah sistem televisi analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, termasuk Amerika dan beberapa bagian Asia Timur. Namanya diambil dari National Television System(s) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. NTSC dikembangkan pada tahun 1950, yang mendefinisikan standar video yang dibuat sampai 525 garis scan horizontal setiap 1/30 detik.

- PAL, kependekan dari phase-alternating line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line (bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di Asia Timur (yang menggunakan NTSC), sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Perancis (yang menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan dari mereka telah memulai proses menggunakan PAL). PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.

- SECAM atau SÉCAM
(Séquentiel couleur à mémoire, dalam bahasa Perancis yang berarti "Sequential Color with Memory") adalah sistem [[televisi analog]] yang digunakan di Perancis dan beberapa negara lainnya, termasuk Rusia dan beberapa negara Eropa timur. Sistem yang dikembangkan oleh sebuah tim dengan ketuanya, Henri de France, ini merupakan standar video analog yang pertama di Eropa.


3.Televisi kabel

Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran acara televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi, acara radio FM, internet, dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel. Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog. 

Cara kerja

Dalam sebuah sistem kabel, isyarat mungkin telah melampaui 30 atau 40 amplifier sebelum mencapai rumah anda, satu tiap 1000 kaki atau lebih, dengan masing-masing amplifier anda bisa mendapatkan gangguan dan distorsi. Ditambah lagi jika salah satu dari amplifier gagal anda akan kehilangan gambar. Sistem kabel memiliki reputasi tidak memiliki kualitas gambar yang baik dan tidak dapat dipercaya. Diakhir tahun 1970, TV Kabel menemukan solusi dari masalah amplifier. Sejak itu mereka juga membuat teknologi mereka dapat menambah program ke servis kabel. 






4.Televisi layar datar

TV LED adalah televisi menggunakan teknologi dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias), yang artinya LED akan memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Sebetulnya LED TV adalah pengembangan dari teknologi LCD TV, yang mana jenis TV LED ini menggunakan teknologi LED Backlight untuk mengganti cahaya fluorescent, teknologi yang selama ini digunakan untuk LCD TV. Terdapat dua macam tipe LED TV yang beredar di pasar: LED dan RGB LED yang ditaruh di bagian belakang panel display/layar, dan tipe lain yaitu EDGE-LED yang mana LED ditaruh di bagian keliling layar

Kelebihan dan kekurangan TV LED

  • Kelebihan TV LED adalah:
  1. Tingkat ke-kontras-an yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan LCD TV, sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan TV Plasma.
  2. Menghasilkan produksi TV yang lebih tipis jika dibandingkan dengan teknologi TV LCD, ketebalannya yaitu hanya sekitar 25 mm.
  3. Akan lebih ramah terhadap lingkungan serta bebas radiasi.
  4. Konsumsi tenaga listrik yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar 20-30% lebih kecil jika dibanding TV LCD konvensional.
  5. Bermacam produk TV LED dari perusahaan terkenal, pada konsumen menawarkan fitur fitur Digital TV Tuner, pemrosesan gambar digital, serta fitur-fitur lainnya yang terbaru.
  • Kekurangan TV LED adalah:
  • Harganya yang relatif lebih mahal jika dibanding TV LCD, saat ini dalam ukuran yang sama dengan TV LCD, harganya sekitar 50% lebih mahal. 
DLL.

referensi :  http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Teknologi_televisi




Arsitektur Komponen Televisi

Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
lihat pada gambar di bawah :


referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi

Mekanisme Kerja Stasiun Televisi




1. Prinsip Kerja Studio (1) Video Flow
2. Prinsip Kerja Studio (2) Audio Flow
3. Prinsip Kerja Studio (3) Intercom
4. Software Traffic 
5. On-Air Automation
6. Editing Linier 
7. Non-Linier Editing

1.Prisip Kerja Stasiun TV
Cara kerja stasiun TV pertama-tama dimulai dari Departemen Programming. Departemeninilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan, pada jamberapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secarainhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus diimport dari luar negeri. Jika dibeli dariluar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Progam impordalam bentuk pita cassete contohnya adalah film seri The A-Team, Smallville atau McGyver, sedangkan program impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinjuprofessional atau balap mobil F1.
           
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan, makabagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasangiklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text, iklan built inatau blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).

Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian akanmenyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu yangtelah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan di dalam studio atau di luar studio, tergantungdari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk  pita cassete atau filehardisk) langkah berikutnya adalah proses
 Pasca Produksi (Editing, Graphic dan QualityControl). Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang, danprogram itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (PlayList). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini akan tayangsendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.

On-Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian Traffic. Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan programitu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan runningtext, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas inidisebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengantujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal iniberakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan. Traffic atau pengaturan lalulintas program dan iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming,Sales, Finance dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantumempermudah teknis-operasionalnya. Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout akan secaraotomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telahtersusun dalam Play List. Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih olehMaster Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dalam banyak kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga dibutuhkan sebuah alatyang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar. Alat ini kemudian disebutdengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagramdi bawah ini.



Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live),baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio. Sementara itu siaran langsung biasanyawaktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik.Oleh karena itu di dalam software On-Air Automation umumnya telah tersedia fasilitasyang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsungini. Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit Atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harusdisinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut FrameSynchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakanperalatan video monitoring berupa  Waveform dan Vectorscope. Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau dialog. Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal darilokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita(terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke MasterSwitcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada) dan selanjutnya outputdari Master Switcher dikirim ke Pemancar. Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV itu sendiri. Di beberapastasiun TV, studio untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio untuk siaran berita, sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang berbeda-beda. Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah untuk efisiensi. Maksudnya,efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya. Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannyakemudian di proses di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnyagambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalukuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, ataudiberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu. Setelah proses itu semua selesaikemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bilatelah lolos QC barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (PlayList). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secaraotomatis atas perintah software On-Air Automation.

2.Studio: Video Work Flow
Di dalam studio terdapat tiga komponen utama, yaitu: Kamera, Monitor dan Video Switcher. Kamera berfungsi untuk mengambil gambar, lalu hasilnya bisa dilihat di layar monitor, sedangkan Switcher berfungsi untuk men-switch (mengganti-ganti) gambar yang berasal dariKamera 1, Kamera 2, Kamera 3 dan seterusnya. Outputnya lalu dikirim ke Pemancar ataubisa juga direkam ke sebuah alat perekam video atau video server. Ini adalah prinsip yangpaling dasar dari sebuah mekanisme kerja di dalam studio dengan jumlah Kamera lebih darisatu. Pertanyaan: mengapa diperlukan kamera lebih dari satu? Karena dengan banyak kameraobyek gambar bisa diambil dari beberapa sudut pada saat yang bersamaan, sehinggapengambilan gambar menjadi lebih effektif. Itulah sebabnya Swicther dibutuhkan dalamsistem multi Kamera agar pengambilan gambar dari satu sudut ke sudut yang lain dapatdiganti-ganti dengan cepat. Setiap Kamera diberi satu Monitor. Tujuannya adalah agar Operator Switcher dapat denganmudah mengidentifikasi Kamera mana yang sudah siap dan kamera mana yang belum.Kamera yang belum siap biasanya masih melakukan adjusment (pan, tilt, zoom dan focus)pada obyek gambar yang sedang diambilnya. Seorang Program Director (PD) dapat memintapada kameraman, melalui Intercom, untuk mengarahkan kameranya ke satu obyek tertentu.Selanjutnya melalui Monitor-Monitor yang ada di Ruang Kontrol, PD dapat melihat apakahgambar yang diambil oleh kameraman itu sudah sesuai yang dia inginkan atau belum. Jikabelum maka dia bisa meminta lagi agar Kameraman melakukan adjusment lagi hinggagambar yang dia maksudkan terpenuhi. Itulah sebabnya Intercom menjadi saranakomunikasi yang sangat vital di dalam Studio. Switcher umumnya dilengkapi dengan Monitor PREVIEW yang berfungsi sebagai monitorsesaat sebelum gambar ditayangkan, sedangkan gambar yang sedang tayang dapat dilihatmelalui Monitor PROGRAM. Video output berupa PROGRAM yang dihasilkan olehSwitcher, selanjutnya di-stribusi-kan oleh VDA (Video Distribution Amplifier) ke beberapatujuan. Diantaranya adalah ke Pemancar untuk dipancarakan, ke Video Server untuk direkamdan ke Floor Monitor (perhatikan gambar (1) di bawah ini). Floor Monitor diletakkan didalam studio, dan berfungsi mirip cermin buat aktor, anchor atau MC yang sedang beraksisehingga dia dapat melihat sendiri bagaimana penampilannya dalam layar.



Berdasarkan pengalaman, 3 buah Kamera adalah jumlah yang paling optimal untuk studiopemberitaan (News Studio). Sebab pada umumnya obyek gambar di dalam News Studio bisalebih dari satu. Misalnya 2 orang Anchor membaca berita secara bergantian, atau satu Anchordengan satu atau dua Nara Sumber, dimana obyek-obyek gambar seperti ini relatif diam(tidak berpindah tempat) dan umumnya juga bersifat formal (tidak banyak bergerak),sehingga 3 Kamera dinilai pas untuk mengcover obyek gambar seperti ini. Berbeda sekali dengan program hiburan seperti Pentas Musik, Kontes atau Fashion Showmisalnya. Program yang seperti ini obyek gambarnya banyak, bergerak, berpindah-pindahtempat dan bersifat non formal (pengambilan gambar bisa dari bawah, dari atas atau miring).Dengan demikian jumlah Kamera yang dibutuhkan untuk program hiburan seperti inimenjadi lebih banyak, sehingga dibutuhkan Switcher dengan jumlah port input yang lebihbanyak juga. Dalam sebuah program, gambar yang bersumber dari Kamera saja dirasa tidak cukup, karenainformasi yang ditayangkan tidak akan lengkap tanpa tambahan data pendukung yangmemadai. Data pendukung ini bisa berupa tulisan atau gambar-gambar grafis. Itulahsebabnya dibutuhkan komputer graphic dan CG (Character Generator = komputerpembangkit huruf) untuk memperkaya sebuah program agar menjadi lebih informatif danmenarik.

Selain itu dibutuhkan pula potongan-potongan program (video clip) untuk di-insert ke dalamprogram utama, dimana video-video clip ini telah sengaja dibuat sedemikian rupa memanguntuk melengkapi program utama. Untuk itu dibutuhkan mesin pemutar video clip (playoutsystem) misalnya adalah Video Server. Umumnya Video Server ini berjumlah 2 buah agarbisa digunakan secara bergantian (A-B Roll), atau Video Server yang satu menjadi back updari Video Server yang lain. Video Server umumnya juga dilengkapi dengan port input dansoftware perekamanan sehingga bisa difungsikan sebagai alat perekam. Dulu alat perekamvideo yang paling populer adalah VTR (Video Tape Recorder), dimana sinyal video disimpandi dalam pita magnetik. Tapi sekarang alat penyimpan video yang lebih populer adalahhardisk, solid state disk (SSD) atau memory card, sehingga komputer atau server menjadi alatperekam atau pemutar video yang dominan saat ini. Dari uraian di atas maka menjadi jelas bahwa selain untuk keperluan siaran langsung,peralatan studio ini bisa juga digunakan untuk merekam program (taping). Sinyal yangdirekam tidak selalu berasal dari dalam studio, tetapi bisa juga berasal dari luar studio.Misalnya hendak merekam siaran langsung sepak bola Liga Italia, dimana setelah direkamhasilnya akan ditayangkan keesokan harinya. Siaran langsung Liga Italia ini bisa diperolehdari satelit dengan menggunakan antena parabola dan alat penerima yang disebut denganTVRO (Television Receive Only). Maka menjadi penting untuk menyediakan port input pada Switcher sebagai pintu masuk buat sinyal yang berasal dari luar. Dan selain untuk merekamsinyal dari luar, port input ini juga bisa digunakan untuk keperluan siaran langsung. Ada satu hal lagi yang perlu dibahas lebih lanjut, yaitu mengenai sinkronisasi. Ketika Video Switcher memindahkan sinyal input dari kamera 1 ke Kamera 2 misalnya, apa yang terjaditepat pada saat switch ini berpindah? Bayangkan, ketika Kamera 1 sedang melakukanscanning, tepat pada saat posisi scanning persis ditengah layar, lalu switch pindah ke Kamera2. Padahal Kamera 2 sedang mengambil obyek gambar yang lain. Jadi gambar yang setengahlayar sisa dari Kamera 1 tadi terus kemana? Nah pada kondisi seperti inilah yang akanmenyebabkan perpindahan gambar dari Kamera 1 ke Kamera 2 menjadi "jumping". Makamasalah jumping ini kemudian diatasi dengan cara: switch akan berpindah hanya pada saatscanning berada pada posisi blanking vertikal.Pertanyaan kedua adalah: pada saat kamera 1 berada pada posisi blanking vertikal, apakahpada saat itu juga kamera 2 berada pada posisi blanking vertikal juga? Jawabanya adalahtidak, karena memang kita tidak tahu. Oleh karena itu switch akan berpindah ketika kamera 1berada pada posisi blanking vertikal dan menunggu hingga kamera 2 berada pada posisiblanking vertikal juga. Dan karena posisi blanking vertikal kedua kamera ini tidak sama(tidak sinkron), maka perpindahan dari kamera 1 ke kamera 2 terpaksa harus ditunda.Lamanya waktu tunda ini adalah setengah frame (20 mili detik) maksimum. Selama waktutunda yang sangat singkat ini, gambar dari kamera 1 akan dibekukan sesaat (freze) sebelumdigantikan oleh gambar dari kamera 2. Kejadian ini berlangsung sedemikian singkat (maks20 mili detik) sehingga efeknya tidak begitu kentara. Oleh karena itu Switcher dengankelemahan seperti ini masih banyak digunakan mengingat harganya relatif murah dan efek yang ditimbulkannya tidak begitu kentara. Agar perpindahan gambar dari Kamera 1 ke Kamera 2 berjalan dengan mulus, maka masing-masing perangkat harus sinkron. Maksudnya, pulsa sinkronisasi di kedua kamera itu harussama. Untuk itu dibutuhkan sebuah pembangkit sinyal sinkronisasi (Synch Generator)dimana sinyal atau pulsa sinkronisasi ini selanjutnya dapat di-distribusi-kan melalui Video Distibution Amplifier (VDA) ke semua Kamera dan perangkat-perangkat lainnya, seperti:CG, Graphic, Server dan Switcher (perhatikan blok pada gambar (2) yang berwarna hijau).Dengan demikian ketika gambar dipindah oleh Swicher dari satu input ke input yang lainperpindahannya akan berjalan dengan mulus. Sebab semua perangkat sudah menggunakansinyal referensi yang sama, sehingga bisa dipastikan bahwa posisi pulsa blanking vertikalmaupun horizontalnya akan selalu sama. Lalu bagaimana dengan sinyal yang berasal dari luar? Bukankah sinyal dari luar itu pastitidak sinkron? Nah agar sinkron sinyal dari luar itu harus dilewatkan terlebih dahulu ke Frame Synchronizer (lihat blok pada gambar (2) yang berwarna biru). Oleh Frame Syncsinyal dari luar itu akan di-capture kemudian secara digital dimodifikasi sedemikian rupasehingga posisi blanking vertikal dan horizontalnya sama / sinkron dengan sinyal di dalamstudio. Dengan cara ini maka sinyal dari luar studio akan selalu sinkron dengan sinyal didalam studio (eksisting). Setelah semua sinyal sudah sinkron lalu bagaimana cara menyamakan kualitas gambar daritiga unit Kamera? Bayangkan seandainya ada 3 Kamera yang mengambil obyek gambar yangsama. Misalnya gambar wajah penyiar. Kamera-1 mengambil gambar wajah penyiar darisebelah kiri, Kamera-2 dari sebelah kanan dan Kamera-3 dari depan. Ternyata hasilnya bisaberbeda-beda. Misalnya, wajah penyiar dari sudut kiri terlihat sedikit lebih terang, dari sudutkanan sedikit lebih kontras sedangkan dari depan sedikit lebih merah, dan masih banyak detail-detail lain yang bisa mengungkapkan perbedaan-perbedaan itu. Jadi walaupun ketigakamera itu dari merk dan tipe yang sama, tapi gambar yang dihasilkan bisa berbeda-beda.Perbedaan ini mungkin tidak begitu kentara, tapi ketika dilihat melalui alat ukur barulahterlihat bedanya. Hal ini disebabkan karena masing-masing kamera di set secara individualmenggunakan monitor yang terpisah. Dan ketika outputnya disatukan dalam satu layarbarulah akan terlihat bedanya. Itulah sebabnya sangat disarankan untuk tidak mengambilobyek gambar yang sama dari 2 kamera yang berbeda, karena bila ada perbedaan diantarakeduanya akan mudah sekali terlihat. Juga sangat disarankan untuk menggunakan kameradengan merk dan tipe yang sama, karena bila merk/tipe kamera itu berbeda pastilah gambaryang dihasilkan akan berbeda. Kecuali jika obyek gambar yang diambil berbeda, karena duaobyek gambar yang berbeda pastilah tidak bisa dibandingkan. Jadi perbedaan itu akan sangatsulit diidentifikasi bila obyek gambar yang diambil berbeda.Untuk mengatasi masalah perbedaan itu kemudian digunakan sebuah alat yang disebutdengan CCU (Camera Control Unit). Melalui CCU inilah setiap kamera bisa diatursedemikian rupa sehingga menghasilkan terang, kontras dan corak/warna yang benar-benarmirip satu sama lain. Untuk membantu setting multi kamera ini umumnya digunakan alatukur Waveform dan Vectorscope. Waveform untuk membantu mengukur kontras dangelap-terangnya gambar (Luminance), sedangkan Vectorscope diperlukan untuk mengetahuiamplitudo dan sudut phasa dari sinyal warna (Chrominance). Jumlahnya cukup satu sajakarena melalui Video Routing Switcher input dari Waveform & Vectorscope ini dapatdiganti-ganti dengan mudah. Jadi Waveform & Vectorscope selain untuk menge-set Kamera juga sekaligus bisa digunakan untuk mengukur dan memonitor perangkat-perangkat lainseperti: CG, Graphic, Server, Frame Sync dan juga Output Program [perhatikan gambar (2)] Dalam gambar (2) terdapat satu layar monitor besar. Ini dimaksudkan untuk mengurangikebutuhan ruang, mengingat jumlah monitor yang dibutuhkan cukup banyak sehinggamembutuhkan ruang yang cukup besar. Dengan menyatukan monitor-monitor ini ke dalam



3.Studio: Audio Work Flow
Di dalam Studio pengambilan sinyal audio sama sekali terpisah dari
sinyal video
. Sinyalvideo diambil menggunakan Kamera sedangkan sinyal audio diambil menggunakanmicrophone. Microphone adalah transducer yang mengubah tekanan udara yang menimpamembran di dalamnya menjadi sinyal audio. Sinyal audio yang dihasilkan selanjutnyadiperkuat, diatur dan dikendalikan melalui  Audio Mixer. Output utama dari Mixerselanjutnya di-distribusi-kan ke beberapa tujuan melalui ADA (Audio DistributionAmplifier). Salah satu outputnya dikirim bersama-sama dengan sinyal video ke Pemancaruntuk dipancarkan, sedangkan output lainnya dihubungkan ke Video Server A dan B untuk direkam bersama-sama dengan sinyal video pada saat taping, atau direkam ke InstantReplay untuk diputar ulang sesaat sesudah direkam.Ada dua jenis hubungan dari Microphone ke Audio Mixer, yaitu wired dan wireless. Wired(pakai kabel) umumnya digunakan untuk menghubungkan Microphone yang posisinya relatif diam atau jarang berpindah-pindah, sedangkan wireless (tanpa kabel) sangat cocok untuk Microphone yang posisinya sering berpindah-pindah. Ada dua tipe Wireless Microphone,yaitu tipe yang dipegang (handheld) dan tipe Clip-On (dijepit di dekat kerah baju). WirelessClip-On harus dihubungkan ke Pemancar yang ditempatkan di dalam Belt-Pack, barukemudian pancaran sinyalnya itu ditangkap oleh Receiver (Rx) untuk kemudian dihubungkanke input Audio Mixer. Untuk keperluan monitoring ada beberapa
Audio Monitor yang harus dipasang. Satu untuk operator audio itu sendiri, satu untuk operator video dan satu lagi untuk audience (FloorMonitor). Satu output lagi dihubungkan ke IFB (Intercom Fold Back) yang tersambungdengan Ear Set yang dipasang di telinga Anchor / MC / pembawa acara. Dengan demikiansetiap orang yang berkepentingan di dalam studio dapat mendengarkan apa yang sedangberlangsung sehingga dapat bertindak sesuai perannya masing-masing.Dalam beberapa kasus bila ada program yang memerlukan musik sebagai background, maka CD Player perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Selain itu perlu juga TelephoneHybrid untuk menyiarkan suara yang berasal dari nara sumber yang berada di luar studio.Telephone Hybrid berfungsi untuk mengambil sinyal voice yang mengalir pada salurantelephone menjadi sinyal audio agar lebih mudah diintegrasikan ke dalam Audio Mixer, dansebaliknya mengubah sinyal audio dari Mixer menjadi sinyal voice agar sesuai dengansaluran telephone. Jumlah saluran telephone yang masuk ke dalam Telephone Hybrid bisadipilih sesuai kebutuhan, sehingga dua (atau lebih) suara nara sumber dapat ditayangkanbersama- sama dengan suara Anchor, MC atau Pembawa Acara yang ada di dalam studio.Selanjutnya, bila di dalam Studio terdapat fasilitas Virtual Set, maka diperlukan AudioDelay yang berfungsi untuk men-delay sinyal audio agar sinkron dengan sinyal video yangter-delay akibat dari proses pengolahan sinyal video dan graphic 3 demensi di dalam mesin Virtual Set.



4.INTERCOM
Di dalam studio banyak sekali pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi sebuah program,yaitu: 01. Producer02. Program Director03. Floor Director04. Anchor / Pembawa Acara05. Cameramen06. Switcherman07. Audio Engineer08. Lightingmen09. CG / Graphic Operator10. VTR / Record & Play Back Operator11. Operator Telepromter12. Technical Support13. Master ControlKe semua personel ini selalu terlibat dalam sebuah kegiatan produksi program di dalamstudio. Khusus untuk program siaran langsung, suasana kegiatan produksi umumnya sangatgaduh, ritme kerjanya sangat cepat, penuh dengan tekanan dan keputusan harus diambil saatitu juga tapi kesalahan harus seminim mungkin. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jikatidak ada saluran komunikasi khusus untuk antar satu dengan yang lain. Semua personel yangberkepentingan akan saling berteriak untuk menyampaikan maksudnya, sementara personelyang lain, dengan kepentingan yang lain, juga akan melakukan hal yang sama. Maka suasanaakan menjadi sangat berisik dan gaduh. Nah di sinilah Intercom dibutuhkan, dimana fungsiutama Intercom adalah untuk menjadi saluran komunikasi yang tertib dan terarah. Tertibdalam arti komunikasi dapat berlangsung secara bergantian, dan terarah dalam arti adabeberapa saluran yang bisa dipilih untuk komuniikasi secara berkelompok dengankepentingan yang berbeda-beda. Sebagai contoh misalnya: 1. Producer hanya berbicara kepada Anchor / Talent melalui saluran Program Interupt2. Program Director berbicara dengan Cameramen melalui channel-13. Producer berbicara dengan Floor Director melalui channel-24. Program Director berbicara dengan Audioman, Graphic, MCR dan Technical Supportmelalui channel-35. Sementara channel-4 digunakan untuk pemakaian bersama (Party Line).



5.ON AIR AUTOMATION
Dulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih hari ini, mesin perekam dan pemutarvideo masih didominasi oleh mesin-mesin pemutar pita magnetik atau yang sering disebutdengan VTR (Video Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat pemutar videountuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun dari keberadaan VTRini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja dari sistem otomatisasi siaran yang secaragaris besar cara kerjanya adalah sbb.:

1. Departemen Program menyusun jadwal siaran. Kemudian Departement Penjualanmenyelipkan beberapa iklan di antara program-program yang telah disusun itu. Data-datayang berisi tentang jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk
laludiserahkan ke Departemen On Air.
2. Selanjutnya Departemen On Air memasukkan  traffic file itu ke dalam komputer MediaPreparation dan sekalian memasukkan cassete-cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data yang tercantum di traffic file itu.
3. Tepat pada waktunya, komputer On Air Controller akan mengeluarkan perintah kepadaVTR nomor satu misalnya, untuk memutar cassete yang sebelumnya sudah dimasukkan kedalamnya. Perintah ini tepat pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. Dalam selangwaktu tertentu, tepat pada jam menit dan detik yang juga telah ditentukan, VTR tersebutsecara otomatis akan berhenti memutar cassete.
4. Di sini terlihat jelas bahwa waktu merupakan parameter yang sangat vital dalam sistemotomatisasi siaran. Demikian pula dengan VTR, dimana Time Code merupakan parameteryang sangat menentukan, karena hanya berdasarkan Time Code inilah content di dalam pitamagnetik itu dapat diidentifikasi. Parameter Time Code ini juga sangat presisi. Ketelitiannyaadalah satu frame atau 1/25 detik, yaitu sesuai standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25frame (gambar) dalam satu detik. Jadi sistem otomatis siaran disusun berdasarkan jam tayangdan Time Code ini.
5. Setelah VTR-1 berhenti, pada saat itu pula VTR-2 diperintah oleh On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Pada saat yang sama Master Switcher mendapat perintah agarinputnya dipindah dari Video-1 ke Video-2. Selang beberapa menit kemuidan, setelahbeberapa iklan selesai ditayangkan, VTR-2 akan mendapat perintah berhenti, dan VTR-1mendapat perintah putar lagi untuk melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan.Demikian seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4 mendapat gilirannya masing-masing.
6. Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus dikeluarkan dan digantidengan cassete lain sesuai data-data yang tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaranini kelihatanya sudah berjalan secara otomatis, tetapi cara mengeluarkan dan memasukkancassete masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu sistem otomatisasi sebagaimanadiperlihatkan dalam gambar 1 belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukansatu mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan memasukkan cassete itu secara otomatisdari dan ke dalam VTR.
7. Bila seluruh materi program dan iklan semuanya sudah ditayangkan, lalu jam siaran telahberakhir, maka komputerON-Air Controller akan mengeluarkan dukumen berupa file yang sering disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti siar yangmenyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan pada jam, menit dan detik yangtelah ditentukan. File ini kemudian bisa diprint (oleh Departemen Sales) sebagai lampiraninvoice yang ditujukan kepada para pemasang iklan.
8. Bila hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio maupun dari luar studio,maka Master Switcher dapat diubah dari mode otomatis ke mode manual, sehingga inputnyabisa dipindahkan secara manual ke Audio-Video-5 yang berasal dari dalam Studio atau LiveFeed.



6.Software Traffic

Disebut Traffic karena software ini memang berfungsi untuk mengatur lalu lintas materisiaran. Maksudnya, kapan materi-materi siaran yang berisi: program, iklan dan promo ituharus ditayangkan. Termasuk juga secondary event. Yang dimaksud Promo adalah materisiaran yang berisi promosi tentang program-program stasiun TV itu sendiri, sedangkansecondary event adalah iklan (atau promo) dalam bentuk: running text, graphic atau animasiyang muncul pada saat program sedang ditayangkan. Dengan adanya fasilitas secondaryevent ini maka iklan atau promo tidak hanya bisa ditayangkan dalam bentuk video, tetapi juga bisa ditayangkan dalam bentuk running text, graphic atau aminasi. Fasilitas seccondaryevent ada di dalam On-Air Automation. Pada dasarnya jasa yang diperdagangkan oleh stasiun TV adalah slot waktu dalam sebuahtayangan program. Istilah populer slot waktu untuk iklan ini adalah spot. Satu spot samadengan 30 detik. Dalam satu jam siaran rata-rata terdapat 24 spot. Jadi 24 spot dalam satu jamsiaran inilah jasa yang dijajakan oleh pengelola stasiun TV kepada para calon pemasangiklan. Dan yang bertugas menjajakan spot ini adalah Departement Sales dan Marketing,sedangkan Departement Programing yang menyusun program berdasarkan hasil surveytentang karakter, profil dan demografi para pemirsanya. Rencana program yang akan disiarkan (baik rencana harian, mingguan bahkan bulanan)disusun oleh Team Programming dalam bentuk tabel berdasarkan urutan waktu tayang.Proses ini kemudian disebut dengan shceduling. Lalu pada masing-masing program itu diberilabel. Misalnya jenis program (genre), target market (kelas A, B atau C), harga spot (ratecard) dan program reguler atau non-reguler. Jika program reguler berarti keterangan tentangrating juga sudah bisa dimasukkan ke dalamnya. Selanjutnya Team Sales menjajakan slot-slot iklan itu kepada para calon pemasang iklan.Salah satu caranya adalah dengan mengajukan proposal. Setelah disetujui, kemudian formulirpemesanan (sales order) diisi, dilanjutkan dengan pembuatan kontrak pembelian (salescontract). Nanti bila iklan yang dipesan sudah ditayangkan, tagihan (billing) bisa dicetak dandikirim ke pemasang iklan. Slot yang masih kosong (tidak terjual) biasanya diisi denganPromo atau Filler (pengisi slot kosong), dan bila semua slot sudah terisi lengkap makaSchedule itu kemudian dikirim ke On-Air Automation dalam bentuk Traffic File (perhatikan gambar 1).




7.Editing Linier
Di jaman dulu yang namanya alat penyimpan data (memory digital) adalah sebuah perangkatelektronik yang sangat langka dan mahal. Itulah sebabnya satu-satunya media penyimpandata elektronik yang tersedia adalah pita magnetik. Sebab pita magnetik mudah diproduksisecara masal sehingga harganya menjadi murah. Sinyal audio dapat disimpan ke dalam pitamagnetik dengan bantuan sebuah mesin yang disebut dengan
Tape Recorder
, dimana hasilrekamannya ini nantinya dapat diputar ulang untuk didengar kembali. Demikian pula denganvideo. Sinyal video yang berasal dari kamera dapat disimpan ke dalam pita magnetik denganbantuan sebuah mesin perekam yang disebut dengan
Video Tape Recorder (VTR) dimana hasil rekamannya ini nantinya juga bisa diputar ulang untuk dilihat kembali apa yang taditelah direkam.


referensi : http://www.scribd.com/doc/98512936/Mekanisme-Kerja-Stasiun-Tv